Jumat malam, 15 JuliBe 2016, Turki berhadap-hadapan dengan upaya percobaan kudeta yang gagal mencapai tujuan jahat mereka. Sekelompok jendral mendapat perintah dari Fethullah Gullen, seorang buronan yang mengontrol jaringan kriminal globalnya dari markasnya di Amerika. dan menggunakan anak buahnya di Turki. Berbagai kerusuhan yang menimbulkan gejolak di Turki sejak 2013 diprakarsai oleh mereka. Mereka menutup beberapa jembatan di Istanbul, menculik Kepala Staff Umum Jendral Hulusi Akar dan mengambil alih beberapa televisi swasta dan televisi nasional.
Dengan mayoritas tentara menentang rencana mereka, kepolisian yang dengan tegas mendukung pemeritahan yang dipilih secara demokratis, dan rakyat yang membanjiri jalan-jalan untuk mencegah suara mereka dibungkam oleh para penggagas kudeta telah berhasil memaksa pasukan suruhan Gullen untuk menyerah dalam hitungan jam, dini hari kemarin. Menurut laporan terkini yang dirilis DailySabah.com, 161 orang meninggal, 2,889 anggota militer ditangkap karena telah mengambilbagian dalam upaya kudeta ini. Sementara rilis dari kantor berita Reuters Sabtu, 16 Juli 2016 menulis, berdasar informasi terbaru dari Perdana Menteri (PM), Binali Yildirim, sejumlah 2.839 orang ditangkap, 265 tewas dan 1.440 orang mengalami luka-luka.
President Recep Tayyip Erdoğan, berbicara kepada rakyat Turki sebelum ia meninggalkan hotel yang dibom boleh pendukung aksi kudeta. Dalam pidatonya, Erdogan menyerukan agar rakyat turun ke jalan dan memenuhi lapangan di penjuru negeri untuk melawan kudeta tersebut. Dunia menjadi saksi jutaan rakyat jelata turun ke jalan-jalan mendukung polisi dan berbaring di depan tank-tank untuk menghentikan aksi kudeta tersebut.
Kudeta pada Jumat malam bukanlah percobaan kudeta yang pertama kali dilakukan militer untuk mengubah kebijakan politik Turki. Tetapi, aksi kudeta Jumat kemarin adalah yang pertama kalinya digagalkan secara spektakuler oleh rakyat. Hal ini menunjukkan kedewasaan demokrasi warga Turki. Ada banyak contoh saat pemimpin-pemimpin politik ditangkap dan digantung, sementara proses demokrasi yang normal terhambat selama bertahun-tahun.
Beberapa tahun setelah berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) memenangkan mandat demokratik untuk memerintah Turki di tahun 2003, ada sebuah memorandum yang dicoba diajukan oleh militer pada tahun 2007 untuk menggagalkan pemilihan presiden. Saat itu, bangsa Turki menunjukkan keinginan untuk mendukung pemerintahan dalam proses pemilu yang terhitung cepat. Dalam malam panjang tanggal 15-16 July 2016 kemarin, sekali lagi, rakyat menunjukkan kesetiaan mereka untuk mendukung politik yang demokratis. .
Ada sebuah budaya demokrasiyang telah mapan di Turki, dan pemilu yang jujur dan adil mencerminkan budaya tersebut. Bangsa Turki memiliki hak untuk mengabaikan politisi dan pemimpin yang dianggap gagal Ada beberapa orang dan kelompok yang masih ingin mengabaikan pemilu yang demokratis dengan cara-cara melawan hukum. Upaya kudeta kemarin menunjukkan bagaimana sebuah upaya untuk menolak pilihan rakyat harus berhadapan dengan kemurkaan rakyat. Turki telah memiliki demokrasi yang kuat, seperti telah dibuktikan oleh jutaan rakyat sipil yang rela mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi dan menjaga demokrasi tersebut. Kader pendukung Gulen yang mengabaikan fakta ini dari waktu ke waktu dalam tahun-tahun belakangan, sekali lagi harus menghadapi kegagalan menggulingkan pemerintahan demokratis yang didukung rakyat.
Akhirnya, ini bukan hanya ujian untuk seluruh bangsa Turki, tapi juga untuk dunia Barat, yang berkewajiban untuk mendukung sesama negara penganut paham demokrasi. Negara-negara Barat yang selama ini selalu membantu dan menghasut tindakan Gullen melawan pemilu di Turki, perlu menilai kembali sikap mereka. Sementara media-media Barat hanya perlu menghentikan kampanye fitnah mereka terhadap Erdogan, pemimpin yang membela kepentingan bangsa Turki dan berseberangan dengan kepentingan-kepentingan Barat. Dunia, yang terus menerus gagal menguji rakyat Turki harus menghormati pilihan yang dibuat rakyat Turki dan mendukung demokrasi yang telah dipilih dan dipertahankan mati-matian oleh rakyat Turki.
0 Response to "Beginilah Cara Rakyat Turki Mengajarkan Arti Demokrasi Kepada Negara-Negara Barat"
Posting Komentar