Lebih dari satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada sejumlah hal yang perlu dicatat terkait tim pengamanannya yang lebih dikenal dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pasalnya, beberapa kali satuan khusus ini dikaitkan dengan kasus kekerasan hingga pelanggaran hukum.
Paspampres era Jokowi awalnya dipimpin Mayjen TNI Andika Perkasa (menantu AM Hendropriyono). Namun kini (per 25 Mei 2016) berganti kepemimpinan kepada Brigjen TNI (Mar) Bambang Suswantono.
Tahun ini saja, Paspampres santer dengan pemberitaan pembelian senjata api dari Amerika Serikat (AS) yang dilakukan secara ilegal. Bahkan disebut diselundupkan pada saat kunjungan Presiden ke AS.
Pembelian senjata tersebut terungkap melalui Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS) yang memproses persidangan penjualan senjata termasuk untuk Paspampres Indonesia. Namun Istana membantah bahwa senjata tersebut diselundupkan melalui pesawat kepresidenan.
"Jadi ini murni adalah kesepakatan antara pihak-pihak, person to person. Beli senjata kemudian dipastikan itu tidak dibawa melalui pesawat kepresidenan," kata Juru Bicara Johan Budi di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa 12 Juli 2016.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, oknum yang terlibat baik oknum di grup pengamanan Presiden Jokowi maupun oknum di grup pengamanan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan mendapatkan sanksi. Sementara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana mengusut melalui Panja Alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Pembelian dan penyelundupan senjata tersebut diketahui terjadi saat Andika Perkasa (menantu AM Hendropriyono) masih menjabat sebagai Komandan Paspampres (Danpaspampres).
Namun patut dicatat bahwa catatan buruk soal Paspampres juga terjadi sebelumnya. Seorang anggota pernah ditangkap di Bandara Kualanamu International Airport (KNIA), Sumatera Utara karena kedapatan membawa sabu-sabu dan pil ekstasi. Penangkapan tersebut terjadi pada Senin pagi, 11 Januari 2016.
Hanya berselang satu hari, Paspampres lagi-lagi diterpa isu miring. Kali ini, anggota Paspampres terlibat pemukulan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di sekitar Kantor Camat, Tanah Abang, Jakarta.
Pada saat pemukulan, anggota Paspampres tersebut bahkan sempat mengeluarkan air soft gun. Atas aksi tersebut, Danpaspampres Andika Pratama saat itu mengatakan bahwa anak buahnya yang berbuat onar dipastikan mendapat ganjaran. (Ezra Natalyn/VIVAnews)
0 Response to "Catatan-catatan Buruk Paspampres Era Jokowi: Dari Senjata Ilegal Sampai Narkoba"
Posting Komentar