Michael Rubin, mantan pejabat di Pentagon era Bush, jauh hari sudah "manas-manasi" untuk dilakukannya KUDETA MILITER Menggulingkan Erdogan.
Pada 24 Maret 2016, di majalah mingguan analisa kenamaan di AS "NEWSWEEK", anggota American Enterprise Institute (AEI), sebuah lembaga pemikiran sayap kanan di Amerika Serikat, ini menuliskan opininya tentang Kudeta Turki.
"Will There Be a Coup Against Erdogan in Turkey?" begitu judul tulisannya.
Michael Rubin yang berlatar belakang Yahudi dan saat ini mengajar di Universitas Yale ini, seperti analis-analis barat hipokrit standar ganda, memberikan landasan "pembenaran" bagi kudeta atas Erdogan seperti halnya dulu saat Presiden Mursi di Mesir hendak dikudeta, bertebaran analis-analis yang membombardir dengan opini di media untuk menghasut rakyat. Peran mereka ini mirip Christiaan Snouck Hurgronje dulu di Indonesia saat jaman penjajahan.
[Berikut terjemahan]
Will There Be a Coup Against Erdogan in Turkey?
Akankah Ada Kudeta Terhadap Erdogan di Turki?
(by Michael Rubin)
Tak hanya semakin memburuknya keamanan di Negara tersebut ditengah gelombang terorisme. Hutang Negara mungkin stabil, tapi hutang pribadi menjadi diluar kendali, sektor pariwisata terjun bebas dan penurunan nilai tukar telah berdampak pada daya beli seluruh warga masyarakat.
Ada keyakinan luas, terlepas apapun hasil pemilu, bahwa presiden Recep Tayyip Erdogan sudah diluar kendali. Ia memenjarakan lawan-lawannya, membredel surat kabar kanan dan kiri dan membangun berbagai Istana dengan skala seperti seorang sultan gila atau ingin menjadi khalifah. Di minggu-minggu terakhir, ia telah sekali lagi mengancam akan membubarkan mahkamah konstitusi.
Korupsi tersebar luas. Anaknya Bilal dilaporkan terbang ke Italia dengan sebuah paspor diplomatik Saudi yang dipalsukan saat polisi Italia akan menangkapnya dalam dugaan skandal pencucian uang.
Kemarahannya menimbulkan tanda tanya baik di Turki dan diluar negeri. Bahkan anggota partai berkuasanya sendiri bergosip tentang semakin meningkatnya paranoia-nya yang, menurut beberapa pejabat Turki, telah menjadi begitu buruk hingga ia mencoba untuk menginstall misil anti-pesawat di istananya untuk mencegah serangan udara dari menangkapnya dalam operasi snatch-and-grab.
Bangsa Turki -dan militer Turki- semakin mengakui bahwa Erdogan membawa Turki pada kehancuran. Dengan pertama-tama memberikan legitimasi pada pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan yang dipenjara dengan memperbaharui negosiasi dan lalu membuat konflik baru, ia telah membawa Turki mundur kearah dimana tak ada kemungkinan menang dan kemungkinan besar perpecahan secara de facto.
Selain itu, bila perang sipil diperbaharui seperti di tahun 1980an dan awal 1990an, kurdi di Turki akan ditekan keras untuk menuju kearah itu, terlebih karena preseden yang ada sekarang di Iraq dan Suriah.
Erdogan sejak lama mencoba untuk melumpuhkan militer Turki. Untuk dekade pertama masa kekuasaannya, baik pemerintah AS dan Uni Eropa mendukungnya. Tapi itu bahkan sebelum pembela luar negeri Erdogan paling kuat/fanatic mengakui bagaimana ia telah menjadi seorang gila dan otokrat.
Jadi bila militer Turki bergerak menggulingkan Erdogan dan menempatkan lingkaran dalamnya didalam jeruji, bisakah kudeta berhasil?
Di ranah analisa dan bukan advokasi, jawabannya adalah ya. Dimasa musim pemilu ini (pilpres AS), diragukan bahwa pemerintahan Obama akan melakukan lebih dari mengecam pemimpin kudeta manapun, khususnya jika mereka (pengkudeta) dengan segera membentangkan jalan yang jelas menuju restorasi demokrasi.
Erdogan juga tidak akan mendapatkan simpati yang didapatkan oleh presiden Mesir Muhammad Morsi. Saat Morsi dikudeta, komitmennya pada demokrasi masih diperdebatkan (ada yang bilang Morsi demokratis, ada yang menyatakan Morsi tidak demokratis -red).
Sekarang debat tersebut telah selesai saat membahas sang orang kuat Turki. Baik calon presiden dari partai Republik maupun Demokrat tak akan mau menaruh prestise AS untuk mengembalikan status quo ante. Mereka mungkin akan menawarkan lip service menentang kudeta, tapi mereka akan bekerjasama dengan rezim yang baru.
Para pemimpin kudeta mungkin bisa mendiamkan kritikan sipil dan HAM dari Eropa dan Amerika Serikat dan para jurnalis dengan cara segera membebaskan semua jurnalis dan akademisi yang ditahan (di masa Erdogan) dan dengan mengembalikan berbagai surat kabar dan stasiun televisi yang dibredel kepada pemiliknya yang asli.
Keanggotaan Turki di NATO bukanlah penghambat bagi kudeta: baik Turki maupun Yunani tidak kehilangan keanggotaan NATO mereka setelah berbagai kudeta sebelumnya. Bila kepemimpinan baru berhubungan secara tulus dengan kurdi di Turki, Kurdi mungkin akan ikut mendukung.
Opini publik Eropa atau Amerika tidak akan simpati pada eksekusi (kudeta) terhadap Erdogan, anak dan menantunya, atau lingkaran dalam seperti Egemen Bagis dan Cuneyd Zapsu, meski mereka akan menerima sebuah pengadilan karena korupsi dan pemenjaraan yang lama.
Erdogan mungkin berharap teman-temannya akan mendukungnya, tapi sebagian besar temannya-baik internasional dan didalam Turki- tertarik pada kekuasaannya. Setelah ia digulingkan, ia akan menemukan dirinya kesepian, sosok yang kebingungan dan menyedihkan seperti Saddam Hussein di pengadilannya sendiri.
Saya tak membuat prediksi, tapi melihat meningkatnya kekacauan di Turki serta kemungkinan militer Turki tak akan mengalami konsekuensi signifikan andai mereka meniru cara bermain Abdel Fattah el-Sisi di Mesir, tak seorangpun harus terkejut bila politik Turki yang kacau segera akan menjadi lebih kacau.
Sumber: http://ift.tt/1T86Hgb
Jelaskan? Fungsi analis barat Yahudi ini adalah memberi "argumen rasional" dilakukannya kudeta, menggambarkan buruknya Erdogan bagi Turki sehingga layak dikudeta dan juga menawarkan tips-tips "solusi" bagi pihak pengkudeta agar "selamat" dan sukses dengan kudetanya.
Dulu mereka berhasil saat mengkudeta Mursi, sekarang mereka gagal di Turki.
from PORTAL PIYUNGAN http://ift.tt/29GzULV Sebelum Kudeta, Mantan Pejabat Pentagon Berikan Opini "Pembenaran" KUDETA TURKI
0 Response to "Sebelum Kudeta, Mantan Pejabat Pentagon Berikan Opini "Pembenaran" KUDETA TURKI"
Posting Komentar