Kasus Arsyad (Tukang Tusuk Sate) dan Jokowers yang Terbukti Hipokrit


Kasus penghinaan terhadap Jokowi yang dilakukan oleh Arsyad tahun 2014 lalu, tiba-tiba mencuat lagi setelah orang yang sama tertangkap karena melakukan tindakan kriminal: menculik anak kecil.

Kasus ini dulu HEBOH LUAR BIASA, karena terjadi persis di awal pelantikan Jokowi jadi Presiden.

Dan kasus ini juga membuktikan sikap para Jokowers yang sangat HIPOKRIT. Berikut saya jelaskan:

(1) Pertama: Mereka menuduh kita mendukung penghinaan terhadap Presiden yang dilakukan oleh Arsyad.

Padahal yang namanya penghinaan, siapapun pelakunya dan siapapun yang dihina, itu PERBUATAN TERCELA dan sangat tidak layak dibela.

Yang kita LAWAN saat itu adalah tindakan represif penguasa yang beraninya cuma terhadap rakyat kecil. Apalagi si Arsyad ini kaum dhuafa. Kenapa tidak dimaafkan saja?

Inilah dasar dukungan kita terhadap Arsyad ketika itu. Tentu sangat konyol jika kita mendukung tindakannya yang melakukan penghinaan.

DAN TERBUKTI: Bukankah para Jokowers yang selama ini paling rajin menghina, memfitnah, membully, mencaci-maki, menghujat dst terhadap orang-orang yang mengkritik junjungan mereka?

Mereka hobi menghina, tapi marah ketika junjungan mereka dihina. Mungkin mereka butuh aqua :-)

(2) Kedua: Para Jokowers ketika itu sibuk memberi argumen:

"Apa kamu tidak tahu, bahwa si Arsyad itu membuat foto Jokowi dan Megawati dalam pose yang tidak senonoh? Itu pornografi! Apa kamu bisa membayangkan jika IBUMU yang digambarkan seperti itu? Apa kamu masih membela Arsyad?"

Saya ketika itu hanya tersenyum geli sambil menjawab, "Hei, kamu kan orangnya, yang selama ini mencibir dan membully kami, karena kami rajin menentang pornografi. Kamu menuduh kami sok suci, munafik.

Kamu dulu yang paling rajin mendukung pornografi, sekaligus menentang dan membully kami yang anti pornografi. Kini ternyata kamu sudah sadar betapa buruknya dampak dari pornografi tersebut.

Jadi, dengan adanya kasus Arsyad ini, apa kamu masih mendukung pornografi? Atau kamu menentang pornografi hanya karena yang jadi korbannya adalah junjungan kamu?

Kamu sehat?"

(3) Ketiga: Mereka membully kita yang dulu membela Arsyad. Mereka mencela:

"Orang ini kan, yang dulu ente bela-bela, sampai2 bikin hastag ‪#‎SaveTukangSate‬ segala? Jika dulu ente tidak membela dia, tentu saat ini dia sudah di dalam penjara dan tak akan ada korban penculikannya."

Hehehe... Mungkin si pencela ini lupa, bahwa junjungan mereka Jokowi dulu pun membela anak ini, bahkan memberikan hadiah uang.

Baca: Jokowi Tertawa Usai Bertemu Orangtua Arsyad Si Tukang Sate
(http://wartakota.tribunnews.com/2014/11/01/jokowi-tertawa-usai-bertemu-orangtua-arsyad-si-tukang-sate)

LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA? LUPA YA?

Jadi, tak perlulah Anda mencela dengan cara seperti itu, sebab hanya akan berbalik pada diri sendiri.

Kita semua DULU belum kenal dekat dengan si Arsyad ini, jadi wajar jika dulu kita mengira dia orang baik. Tapi setelah ketahuan seperti ini, tentu tak ada alasan untuk membela dia.

Begitulah ceritanya. Kasus Arsyad ini ternyata telah berhasil membuka kedok para Jokowers yang HIPOKRIT.

(by Jonru)


0 Response to "Kasus Arsyad (Tukang Tusuk Sate) dan Jokowers yang Terbukti Hipokrit"