Pengamat strategi pertahanan Muhadjir Effendy berpendapat terbunuhnya Santoso dan kian lemahnya kekuatan pendukungnya akan mengurangi beban agenda pemberantasan terorisme.
Namun menurut Muhadjir, Santoso sebetulnya bukan sosok yang luar biasa di dalam dunia perterorisan.
"Dia besar karena ada yang membesar-besarkan," ujar Muhadjir, Rabu, 20 Juli 2016 sperti dirilis Republika.
Operasi pencarian dan penangkapan Santoso yang cenderung diberitakan secara luar biasa memang memicu keheranan publik. Beragam pemberitaan "menyeramkan" tentang sosok Santoso diuar ke publik internasional. Termasuk informasi bahwa Santoso adalah bagian dari ISIS dan pemimpin kelompok teroris yang paling dicari di Indonesia saat ini.
Namun bagi publik yang kini semakin kritis dan apatis terhadap proses penangkapan teroris, proses pencarian dan akhirnya penembakan Santoso justru membuat sebuah tanya baru. Apalagi proses penangkapan dan penembakan tersebut berlangsung saat publik sedang gencar-gencarnya mengamati masuknya tenaga kerja asing asal China yang selain jumlahya cukup signifikan, keberadaannya juga dianggap melanggar peraturan ketenagakerjaan.
Belum lagi kasus reklamasi yang akhir-akhir ini menjadi panggung panas antara Rizal Ramli dan Ahok. Ahok yang banyak tersandung kasus hukum, kini bersembunyi di balik Jokowi. Demi melindungi Ahok dan mengamankan kedudukannya sebagai eksekutif, akhirnya Jokowi memberi instruksi halus kepada para penegak hukum untuk tidak melakukan penangkapan dan krimialisasi kepada kepala daerah.
Secara khusus, Jokowi bahkan meminta agar tidak ada ekspos berlebihan kepada media dalam penanganan kasus yang melibatkan eksekutif. Maka tak heran bila ada banyak media yang berusaha "membesarkan" Santoso agar ada efek pemberitaan yang mampu menutupi kasus-kasus hukum yang melibatkan eksekutif.
Sayangnya, publik kini kian cerdas. Berita Santoso tak laku. Publik tetap menuntut, bahkan siap menggelar pengadilan rakyat untuk para kepala daerah yang kejam dan korup.
0 Response to "[MEDIA BINGUNG] Kasus Teroris Santoso Dibesar-besarkan, Kasus Korupsi dan TKA Ilegal Lenyap"
Posting Komentar