Presiden Uganda terus Menyebut Israel sebagai “Palestina” saat Kunjungan Netanyahu

(Presiden Uganda Yoweri Museveni)

[portalpiyungan.com] ENTEBBE - Pada juli 1976, kakak perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yonatan Netanyahu, terbang sekitar 2300 mil jauhnya dari Israel menuju Entebbe, Uganda, dimana para pembajak pro-Palestina menahan lebih dari 100 orang di sebuah terminal bandara yang sudah tak aktif.

Netanyahu yang lebih tua (Yonatan Netanyahu) merupakan bagian dari sekelompok commando elite Israel yang dikirim untuk membantu penyelamatan sandera, banyak diantaranya merupakan warga Israel yang penculikannya didukung oleh diktator Uganda saat itu, Idi Amin. Dia juga merupakan satu-satunya prajurit Israel yang tidak kembali hidup-hidup dari misi yang sebetulnya sukses itu: dia ditembak diluar bandara Entebbe dan dikubur beberapa hari kemudian di pemakaman militer Jerusalem.

Pada hari Senin (4/7) kemarin, 40 tahun pasca kakaknya tewas dalam penembakan di Entebbe, Netanyahu yang lebih muda (Benjamin Netanyahu), yang telah berulang-ulang menyebut momen kematian saudaranya sebagai sebuah tiitk balik dalam pemilihan karirnya dalam politik, terbang ke Uganda untuk merayakan kedua peringatan menyedihkan itu.

“Ini adalah hari yang sangat mengharukan bagi saya,” sebut Netanyahu dalam sebuah pidato di Entebbe pada hari senin. “40 tahun yang lalu mereka mendarat ditengah malam di sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang dictator brutal yang melindungi teroris. Hari ini kami mendarat di siang hari di sebuah Negara bersahabat yang dipimpin oleh seorang presiden yang melawan teroris.”

Tapi meski sang pemimpin Israel memuji presiden Uganda Yoweri Museveni, yang telah berkuasa sejak 1986 dan secara kontroversi terpilih kembali untuk periode 5 tahun kedepan pada tahun ini, sang pemimpin Uganda yang telah menua hampir tak menyebut "Israel" dalam pidatonya pada hari Senin. Itu karena Museveni secara berulang-ulang menyebut “Palestina” dalam sebuah (insiden) yang tampaknya (oleh pihak Israel disebut) merupakan kesilapan memalukan, mengingat bahwa kunjungan Netanyahu ditujukan untuk menandai peringatan tewasnya saudaranya ditangan para pembajak dari gerakan pembebasan Palestina.

“Kejadian menyedihkan ini, 40 tahun lalu, berubah menjadi pengikat lain antara Palestina dengan Afrika,” sebut Museveni. “Saya menyebut ini sebagai ikatan lain antara Afrika dengan Palestina karena ada kejadian-kejadian sebelumnya yang (juga) jadi pengikat.”

Berdasarkan beberapa laporan, stasiun-stasiun radio Israel memutus siaran pidato Museveni setelah referensi berulang-ulangnya kepada Palestina. Tapi Netanyahu, yang duduk disamping Museveni saat ia membacakan pidatonya, nyaris tak terlihat terganggu.

Seorang perwakilan pemerintah Uganda tak dapat dihubungi oleh Foreign Policy pada hari Selasa, tapi Ofwono Opondo, seorang jurubicara Museveni, dilaporkan mentweet yang mengatakan bahwa sang presiden Uganda tidak membuat kesalahan samasekali.

“Seluruh tanah tersebut awalnya dikenal sebagai Palestina jadi referensi Museveni sama sekali tidak salah,” tulisnya. Tweet tersebut tak lagi tersedia secara public pada hari Selasa.

Kesilapan tersebut sepertinya tidak mengganggu kunjungan bersejarah Netanyahu ke sub-Sahara Afrika, kunjungan perdana seorang perdana menteri Israel dalam 3 dekade terakhir. Kunjungannya termasuk Kenya, Rwanda dan Ethiopia, dan dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama Israel di kawasan, dimana Netanyahu pada sebuah pidato di Kenya menyerukan betapa kritisnya untuk mengalahkan terorisme.

“Saya pikir kita telah saling memahami kondisi masalah ini, dan saya pikir Afrika dan Israel secara kuat saling memahami hal ini,” sebutnya, merujuk pada berbagai serangan teroris al-Shabab di Kenya dalam beberapa tahun terakhir.

Pada pertengahan abad ke-20, setelah banyak Negara Afrika berhasil membebaskan diri dari para penjajah Eropa mereka, Israel menolong Negara-negara ini bertransisi menjadi Negara merdeka. Tapi setelah Negara-negara Arab meningkatkan bantuan mereka untuk benua tersebut pada 1970an, banyak dari penerima dana tersebut memotong hubungan mereka dengan Israel dalam usaha untuk meningkatkan jumlah dananya yang dijanjikan para pemimpin Arab kepada mereka.

*Sumber: http://foreignpolicy.com/2016/07/05/the-president-of-uganda-kept-calling-israel-palestine-during-netanyahus-visit/

0 Response to "Presiden Uganda terus Menyebut Israel sebagai “Palestina” saat Kunjungan Netanyahu"